Selasa, 17 Januari 2012

2 Minggu 2 Hari

Assalamualaikum wr wb

Tak terasa sudah 2 minggu 2 hari aku melakukan perjalanan. Semoga ke depannya perjalananku dilancarkan oleh Yang Maha Kuasa. Agar kelak setelah pulang dari perjalanan ini ku bisa kembali menjadi insan yang lebih baik lagi :). Aamiin...

Setelah selama itu kulakukan perjalan, kumerasa aku masih belum mendapatkan sesuatu yang kucari dari perjalan ini. Masih butuh waktu untuk kuterus berjalan dan mencari jawaban dari segala pertanyaan yang tengah kurasakan. Masih terombang ambing dengan ketidak pastian dan keraguan yang ada di hati. #play Dilema - Chiby. Lho (-,-"")...

Terkadang hati ini lelah melakukan perjalanan. Terkadang ingin rasanya kembali pulang ke "rumah" itu. Tapi akupun ragu, haruskah kupulang ke sana? Tidak adakah rumah lain yang bisa kujadikan tempat kembali? Terkadang hati ini meragukan apa yang terlihat sebagai "rumah". Terkadang hati ini ragu apakah itu memang "rumah"-ku? Kalau itu memang bukanlah "rumah"-ku kemanakah kuharus pulang? Haruskah kutemukan "rumah" baru lewat perjalan ini?

Hari ini diawali dengan cerahnya hari lalu tiba-tiba awan hitam datang dan hujanpun turun membasahi kota yang tengah kusinggahi. Lama kutunggu hujan ini untuk reda namun ia tidak juga reda. Bagai ia tau perasaanku saat ini. Perjalan ini terasa amat berat. Kutinggalkan banyak orang dengan tanda tanya besar di kepala mereka. Kubuat bingung dengan segala sikapku kala itu. Tapi kurasa itulah yang harus kulakukan. Agar mereka siap kehilangan orang tidak berguna seperti diriku. Orang yang sudah terlalu banyak ikut campur hal yang bahkan kurasa aku boleh turut campur di sana. Yup, hari ini benar-benar menggambarkan perasaanku yang tengah tidak karuan di tengah perjalan ini.

Karena hari tengah hujan maka kuhentikan perjalanan. Kucoba untuk mengingat beberapa hal yang telah terjadi selama perjalanan ini kuambil. Hari ini, kembali kumencoba tuk menjadi orang yang menghilang dari dunia ini. Seperti awal-awal kulakukan perjalan, kuacuhkan sms, telepon dan chat dari mereka. Mereka yang telah mengenalku selama beberapa lama. Mereka yang dekat denganku dalam 2 tahun terakhir ini. Bukannya aku ingin membuat mereka cemas, khawatir atau apapun. Kuhanya tidak ingin membuat mereka di-judge yang tidak-tidak lagi karena terlalu dekat denganku. Mungkin itu hanya alasanku saja. Mungkin saat ini aku benar-benar tidak bisa berhubungan dengan mereka dulu. Meski sedih dan rindu yang kurasa mendengar suara mereka, mengobrol dengan mereka, bertemu dengan mereka. Tapi kurasa kuharus kuat dan melawan segala rasa itu dan terus melakukan perjalan ini karena inilah yang tengah kubutuhkan kali ini. Mungkin aku sebagai orang yang lebih tua dari mereka tidaklah pantas untuk terus meminta maaf dengan segala apa yang telah kulakukan. Biarlah kata maaf ini terucap meski harus puluhan, ratusan bahkan ribuan kali terucap oleh mulut dari orang yang tidak tau diri ini. Terima kasih jika kalian sudah mau mengerti aku yang kini tengah egois dan hanya memikirkan diriku sendiri ini.

Kemarin, ditengah perjalanan aku menemukan sebuah kata yang indah dan sedikit menguatkan hatiku. Kata tersebut di tuliskan oleh Andrea Hirata pada salah satu bukunya.

Kadang seseorang terlihat seperti tembok yang kokoh saat kau mencintainya.. 
Kadang segala usahamu terlihat tidak lebih dari hanya melemparkan lumpur ke tembok kokoh itu.. 
Ketika engkau sadar bahwa lumpur itu tidak akan pernah merobohkan tembok... 
Tetaplah lakukan itu.. 
Mungkin lumpur itu memang tidak akan pernah merobohkan tembok.. 
Tapi lumpur itu akan meninggalkan jejak di sana.. 
Mungkin suatu saat engkau tidak harus menghancurkan tembok itu untuk masuk.. 
Mungkin saat itu dia akan membukakan pintu untukmu...

Kata-kata hebat yang ia tuliskan. Meski belum menjawab semua rasa gundah gulana yang ada pada diri ini. Setidaknya itu sedikit memberi kekuatan pada hatiku yang mudah goyah dan mudah diterpa oleh angin sepoi-sepoi ini. Beberapa advice yang diberikan sahabat-sahabatku juga sedikit menguatkan hati ini meski saat ini ia masih lemah. Ia masih belum kuat untuk kembali.

Yup, dari perjalanan yang tengah kulakukan ini sedikit demi sedikit memberi pelajaran bagi diri ini. Kesendirian yang tengah kurasakan pun turut memberi pelajaran bahwa aku bukanlah apa-apa dan siapa-siapa di dunia yang Engkau ciptakan ini. Dan dalam perjalanan inipun kuharus bersyukur bahwasanya aku dianugrahi orang-orang yang peduli dengan diri ini dan orang-orang yang menantikan kepulanganku ini.

Mari terus berjalan dan bergerak untuk mencari jawaban dari berbagai pertanyaan yang bermunculan di kepala ini. Mari terus berjalan dan memantapkan hati dan pikiran. Mari terus berdoa kepada-Nya yang terbaik bagi semua yang ada di "rumah" itu. Mari terus berusaha agar kelak di akhir perjalan ini kubisa menjadi insan yang lebih baik lagi.

Teruntuk kalian yang berada di sana, terima kasih telah memercayai aku yang bodoh ini. :')

See ya. :)

Wassalamualaikum wr wb


Sebenarnya ku tak ingin berada di sini
di tempat jauh yang sepi, memisahkan kita
#sepenggallirikdalamperjalanan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar